Widiastadi Nugroho : Persoalan Air Batam Harus Segera Dituntaskan

Rara
Widiastadi Nugroho, Ketua Komisi III DPRD Provinsi Kepulauan Riau, Rabu (24/01/22), F. Humas DPRD Prov Kepri

Medianesia.id – Ketua Komisi III DPRD Provinsi Kepri, Widiastadi Nugroho mengatakan, persoalan air di Batam adalah masalah serius yang harus dituntaskan.

“Batam adalah salah satu Kota Besar di Indonesia yang memiliki banyak keunggulan. Namun persoalan keandalan sumber daya air adalah masalah jika tidak diprioritaskan,” ujar Widiastadi Nugroho, Rabu (25/1/2023)

Menurut Politisi PDI Perjuangan ini, banyaknya potensi yang dimiliki oleh Kota Batam ini, kiranya harus menjadi perhatian yang sangat serius bagi Pemerintah dalam hal ini Badan Pengusahaan (BP) Batam.

“Karena mereka (BP Batam) bertanggungjawab untuk bisa meningkatkan kualitas utilitas di Batam. Salah satunya adalah ketersediaan air bersih,” jelasnya.

Legislator Dapil Kepri IV ini (Batu Ampar-Bengkong-Lubuk Baja- Batam Kota) menegaskan, bahwa ketersediaan air bersih bukan sesuatu yang dianggap remeh temeh.

“Saat Batam hanya mengandalkan waduk tadah hujan. Sehingga ketersedian air bersih yang baik juga memiliki kaitannya dengan dunia industri dan pariwisata,” jelasnya lebih lanjut.

Setidaknya, Investor yang menjadikan Batam sebagai pusat kegiatan usahanya, membutuhkan air tidak hanya sebatas dalam proses teknis namun juga keperluan sanitasi.

“Oleh karenanya krisis air yang terjadi beberapa hari lalu, menjadi catatan buruk bagi Kota Batam. Dan memberikan kesan yang kurang baik di mata investor,” tegas pria yang akrab disapa Iik ini.

Mengingat, tambahnya lagi, gangguan suplai air di beberapa wilayah di Batam menandakan BP Batam melalui operator pengelolaan air bersihnya (SPAM dan PT Moya Indonesia,red) kurang mampu dalam menjalankan tugas dan fungsinya dalam menjaga kualitas kinerja.

Buruknya layanan air bersih ini, juga berdampak lurus dengan kondisi masyarakatnya. Dimana mereka harus bersusah payah dalam memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari.

Padahal sesuai dengan aturan yang ada, Pemerintah wajib menyediakan air bersih kepada masyarakat.

Pihaknya juga mengakui dan tak menampik pemenuhan kualitas layanan diperlukan adanya perawatan dan perbaikan untuk menjaga kinerja. Akan tetapi, jangan sampai hal ini menjadi alasan dari buruknya layanan.

“Untuk itu, saya meminta kepada BP Batam dan pengelola air bersih di Batam untuk bisa bekerja profesionalisme serta mengedepankan kebutuhan masyarakat dalam bekerja,” tegasnya lagi.

Sebagai salah satu indikator dalam kategori daerah yang berkembang dan maju adalah ketersedian layanan utilitas yang maksimal dan baik bagi masyarakat.

Salah satunya, layanan air bersih yang masuk dalam kategori baik dari sisi kualitas dan kuantitas.

Hal ini juga yang kiranya harus menjadi perhatian serius para pengeloa layanan utilitas. Khusunya di Kota Batam yang memiliki letak yang sangat strategis.

Karena dilalui oleh jalur pelayaran internasional yang berbatasan langsung dengan Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Vietnam, Kamboja dan Thailand.

Bahkan Batam dinobatkan sebagai kawasan FTZ (Free Trade Zone) berdasarkan UU No. 44 Tahun 2007, serta menjadi tempat masuknya beragam investor.

Batam dinilai layak menjadi international business base yang menjadi kekuatan ekonomi dan bisnis khususnya di wilayah bagian Barat Indonesia.

Walhasil, Batam bertumbuh menjadi kota industri yang menarik perhatian para investor untuk mengembangkan usaha dan juga hunian di kota bergelar Bandar Dunia Madani.

Tidak hanya menjadi tujuan investasi, Batam juga telah berkembang menjadi destinasi wisata. Pulau Batam yang terkenal dengan ikon Jembatan Barelang, menghubungkan akses ke Pulau Rempang dan Pulau Galang.

Gugusan Pulau ini menjadi kawasan wisata terpadu seperti wisata belanja, wisata bahari, wisata religi, wisata agro, wisata kuliner, wisata olahraga hingga wisata sejarah.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *