oleh

Tiga Karya Budaya dari Tanjungpinang Resmi Jadi Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2024

banner 728x90

Medianesia.id, Tanjungpinang – Kabar gembira! Tiga karya budaya khas kota Tanjungpinang, yakni Sampan Apolo, Baju Belah Bentan, dan Baju Pesak Enam, resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia tahun 2024.

Penetapan ini diumumkan dalam Sidang Penetapan WBTb Indonesia 2024 yang diselenggarakan oleh Direktorat Pelindungan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada Kamis (22/8) di Jakarta Barat.

Sampan Apolo, perahu tradisional yang menjadi ikon maritim Tanjungpinang, berhasil memukau para juri dengan desain unik dan fungsinya yang penting dalam kehidupan masyarakat pesisir.

Sementara, Baju Belah Bentan dan Baju Pesak Enam, dua jenis pakaian tradisional yang kaya akan makna dan simbolisme, juga berhasil memikat perhatian.

Kepala Bidang Adat Tradisi, Nilai Budaya, dan Kesenian Diparbud Tanjungpinang, Dewi Kristina Sinaga, menyampaikan dari 4 karya budaya yang diusulkan, 3 berhasil direkomendasikan untuk ditetapkan sebagai WBTb Indonesia tahun ini.

“Satu usulan lainnya, yaitu Air Dohot, belum berhasil mendapatkan rekomendasi untuk ditetapkan sebagai WBTb,” ujarnya, kemarin.

Keberhasilan ketiga karya budaya ini tidak lepas dari upaya pelestarian yang dilakukan oleh para maestro seperti Syafaruddin untuk Sampan Apolo dan Raja Suzanna Fitri untuk Baju Belah Bentan dan Baju Pesak Enam.

Mereka telah mencurahkan waktu dan tenaga untuk menjaga keaslian dan kelestarian warisan budaya leluhur. Dewi Kristina Sinaga berharap, penetapan tiga karya budaya ini akan memotivasi masyarakat

Tanjungpinang untuk terus menjaga dan melestarikan warisan budaya, sekaligus memperkuat identitas budaya Tanjungpinang di tingkat nasional.

“Terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung proses penetapan WBTb ini,” ujarnya.

Sementara itu, Syafaruddin, salah satu maestro yang terlibat, menyampaikan rasa syukurnya atas penetapan ini dan berharap agar generasi muda Tanjungpinang dapat terus melestarikan warisan budaya ini.

“Ini adalah pengakuan atas kerja keras kita semua. Semoga budaya kita terus hidup dan berkembang di tengah arus modernisasi,” katanya.

Syafaruddin juga menambahkan, setelah penetapan ini, dirinya akan melakukan kajian komprehensif terhadap Sampan Apolo, terutama mengenai ukuran, panjang, dan lebarnya.

“Perbandingan ini penting karena di situlah terletak filosofi dari sampan tersebut,” tambahnya. (Ism)

Editor: Brp

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita lainnya