Medianesia.id, Tanjungpinang–Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Kepri priode 2024-2029 akan digelar pada 27 November 2024 mendatang.
Semakin dekatnya kontestasi pemilihan tersebut, berbagai desas-desus mencuat kepermukaan. Teranyar, munculnya suara ganti Gubernur diinternal Pemprov Kepri.
“Kami diinternal sedang menggalang gerakan ganti Gubernur,” ucap salah satu pejabat di lingkungan Pemprov Kepri, Minggu (17/11/2024).
Menurutnya, ada beberapa alasan yang menyebabkan munculnya gerakan ganti gubernur ini. Pertama, pihkanya menilai kepemimpinan Gubernur Ansar tidak memberikan dampak yang baik bagi Provinsi Kepri.
“Tolok ukur keberhaslan seorang pemimpin adalah meningatkan pendapatan daerah. Nyatakanya kondisi APBD Pemprov Kepri sampai saat ini, tidak menggemberikan,” jelasnya.
Kemudian yang kedua, pertama kali sejarah dalam Pemprov Kepri, daerah ini mengajukan hutang untuk melakukan sejumlah pembangunan.
“Hutang ini dibayar dengan menggunakan anggaran rakyat, yang bunganya cukup besar. Artinya, dari bunga ini, bisa dilakukan sejumlah pembangunan,” ungkapnya.
Ditegaskannya, Pilkada Kepri 2024 ini, dihadapkan pada situasi yang sulit. Karena masyarakat harus memilih yang buruk diantara yang buruk.
“Saya tidak mengatakan Pak Rudi itu bagus. Namun kita harus memilih yang buruk diantara yang terburuk,” tegasnya.
Ditambahkannya, kenapa harus dilakukan pergantian Gubernur, karena Rudi lebih memiliki visi pembangunan yang jelas.
“Kita tidak butuh orang yang pandai cuap-cuap, tapi harus kerja nyata. Karena tujuan pembangunan adalah meningkatnya ekonomi daerah,” tutupnya.
Seperti diketahui, Pilkada Kepri diikuti dua pasangan calon. Pertama adalah pasangan Ansar-Nyanyang. Sedangkan yang kedua adalah Rudi-Rafiq.(*)
Editor : Ags