Trump Naikkan Tarif Impor China Jadi 54 Persen, China Balas Lebih Garang

Medianesia
Trump Naikkan Tarif Impor China Jadi 54 Persen, China Balas Lebih Garang
Ketegangan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China kembali meningkat tajam setelah Presiden AS Donald Trump memberlakukan tarif tambahan sebesar 34 persen terhadap seluruh barang impor dari China. Foto: Pexels.

Medianesia.id, Batam – Ketegangan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China kembali meningkat tajam setelah Presiden AS Donald Trump memberlakukan tarif tambahan sebesar 34% terhadap seluruh barang impor dari China.

Kebijakan ini langsung dibalas oleh Pemerintah China dengan tarif serupa terhadap barang-barang asal AS.

Dilansir CNN, Jumat (4/4/2025), Trump menyatakan bahwa kebijakan tarif tersebut diperlukan untuk menanggulangi peredaran fentanil ilegal dari China ke AS.

Dengan kebijakan terbaru ini, total tarif efektif atas produk China yang masuk ke AS kini mencapai 54%.

Menanggapi hal itu, Komisi Tarif Dewan Negara China menyebut kebijakan Trump sebagai bentuk unilateral bullying dan pelanggaran terhadap aturan perdagangan internasional.

“Tindakan AS tidak sejalan dengan aturan perdagangan global dan sangat merusak kepentingan sah China,” bunyi pernyataan resmi dari otoritas China.

China pun membalas dengan mengenakan tarif 34 persen terhadap barang impor dari AS yang akan mulai berlaku pada 10 April 2025.

Selain itu, Beijing menambahkan 11 perusahaan asal AS ke dalam daftar entitas yang tidak dapat diandalkan—termasuk produsen drone—serta menerapkan kontrol ekspor terhadap 16 perusahaan Amerika.

Tak berhenti di situ, China juga membuka penyelidikan antidumping terhadap tabung sinar-X CT medis dari AS dan India.

Beijing turut mengumumkan kontrol ekspor atas tujuh jenis mineral tanah jarang, termasuk samarium, gadolinium, dan terbium, yang banyak digunakan dalam industri teknologi tinggi.

Langkah-langkah pembalasan China kali ini dinilai lebih luas dan agresif dibanding sebelumnya. Jika sebelumnya balasan terbatas pada sektor pertanian dan energi, kini Beijing mulai menyasar teknologi dan bahan baku strategis.

“CHINA BERMAIN SALAH,” tulis Trump dalam huruf kapital, Sabtu (5/4/2025). “Mereka panik. Ini hal yang tidak mampu mereka lakukan.”

Di tengah ketegangan perdagangan, Trump juga menyoroti perkembangan positif dalam pasar tenaga kerja AS.

Ia mengklaim bahwa kebijakannya telah membuahkan hasil dengan menciptakan lonjakan lapangan pekerjaan.

Data resmi dari Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan bahwa pada Maret 2025 terjadi penambahan 228.000 lapangan kerja, jauh di atas proyeksi analis yang hanya memperkirakan 130.000 pekerjaan. Namun, tingkat pengangguran naik tipis menjadi 4,2% dari sebelumnya 4,1%.

Pendapatan rata-rata per jam juga tumbuh 0,3% menjadi USD 36. Sektor-sektor yang mencatat pertumbuhan pekerjaan terbesar antara lain transportasi, layanan kesehatan, sosial, dan perdagangan.

Meski demikian, sejumlah ekonom memperingatkan bahwa dampak jangka panjang dari perang dagang bisa menekan pertumbuhan ekonomi dan memperlambat laju penciptaan lapangan kerja, apalagi jika kebijakan pemangkasan anggaran federal terus berlanjut.(*)

Editor: Brp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *