HATI HATI! ini Jenis Toxic Positivity: Bukannya Support Malah Bikin Down

Medianesia

Medianesia.id, Batam – Istilah ‘toxic positivity’ mendadak ramai jadi bahan perbincangan. Gara-garanya adalah tagar ‘toxic positivity’ yang sempat menjadi trending di lini masa pada beberapa waktu ke belakang.

Tagar itu menyoroti perilaku masyarakat yang kerap memaksakan seseorang untuk berpikir positif tanpa memberikan empati pada masalah yang tengah dihadapi.

Jawaban bahwa semua akan baik-baik saja menjadi solusi ‘kosong’ yang diberikan kebanyakan orang saat ini.

Banyak orang beranggapan bahwa berpikir positif membuat seseorang senantiasa merasa senang dan bersikap ceria.

Anggapan itu boleh jadi benar, meski tak sepenuhnya. Pada waktu-waktu tertentu, berpikir positif bisa berubah menjadi ‘racun’ yang membuat Anda seolah ‘lari’ dari masalah yang sedang dihadapi.

Baca Juga  BPS dan Diskominfo Kepri Perkuat Program Satu Data Indonesia, Dorong Pembangunan Berbasis Bukti

Istilah ‘toxic positivity’ merujuk pada konsep yang mengatakan bahwa berpikir positif merupakan cara tepat untuk menjalani hidup. Dengan pola pikir sedemikian rupa, artinya Anda hanya berfokus pada hal-hal positif dan menolak menerima apa pun yang dapat memicu emosi negatif.

Foto/Istimewa

Meski terdengar menyenangkan, namun konsep berpikir positif tak sebaik yang digambarkan.
Mengutip Psychology Today, penyangkalan terhadap emosi negatif hanya akan membuat masalah menjadi lebih besar.

Dengan menghindari emosi negatif, secara tidak langsung Anda merasa tidak perlu memedulikan masalah yang tengah dihadapi.

Perlu diketahui, secara evolusi, manusia tak punya kemampuan memprogram dirinya sendiri untuk hanya merasa bahagia dan mengesampingkan perasaan muram.

Dengan sikap menghindar tersebut, seseorang akan kehilangan kesempatan untuk belajar memproses dan mengontrol emosi. Emosi negatif membuat seseorang lebih waspada terhadap lingkungan sekitar.

Baca Juga  Harga Tiket Kapal Pelni Diskon 50 Persen
foto/Istimewa

Menerima emosi negatif menjadi salah satu cara yang bisa Anda lakukan. Emosi negatif membantu seseorang untuk mengatasi atau mengontrol masalah yang tengah dihadapi.

Emosi membantu seseorang memahami banyak hal. Sebagai contoh, perasaan cemas akan sebuah tugas kantor membuat seseorang mencari solusi untuk menangani rasa cemas. Alih-alih terus merasa takut, kecemasan itu menjadi perkakas untuk mendorong seseorang mengerjakan tugas kantor dengan lebih serius.(***)

Sumber: CNN Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *