Medianesia.id, Tanjungpinang – Program Gerakan Pangan Murah (GPM) di halaman Masjid Miftahul Falah, Ganet, Kamis (8/8) mendapatkan sambutan hangat dari masyarakat.
Ratusan warga, terutama ibu rumah tangga, rela antre panjang untuk mendapatkan bahan pokok dengan harga yang lebih terjangkau.
Beras SPHP menjadi primadona dalam acara ini. Dengan harga Rp58.000 per 5 kilogram, beras SPHP ludes terjual dalam waktu satu jam pertama.
Tidak hanya beras, minyak goreng, telur, gula pasir, dan cabai merah juga menjadi rebutan warga karena harganya yang jauh di bawah harga pasaran.
“Saya sangat senang dengan adanya GPM ini. Harga-harganya sangat membantu meringankan beban pengeluaran rumah tangga,” ujar Lina, salah seorang warga.
Sementara itu, Kepala yang diselenggarakan oleh Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (DP3) Tanjungpinang, Robert Lukman, mengungkapkan antusias masyarakat sangat tinggi pada acara kali ini.
“Kemungkinan karena banyaknya perumahan di sini, warga pun berbondong-bondong untuk berbelanja,” ujarnya.
GPM kali ini digelar dalam rangka memperingati HUT ke-79 Kemerdekaan RI, sekaligus untuk mengendalikan inflasi dan menstabilkan pasokan serta harga pangan.
Berbagai bahan pokok dijual dengan harga di bawah pasar, seperti beras SPHP seharga Rp58 ribu per 5 kilogram, gula pasir Rp14 ribu per kilogram, dan telur ayam Rp50 ribu per papan.
“Cabai merah dijual dengan harga Rp50 ribu per kilogram, lebih murah dibandingkan harga pasar yang mencapai Rp58 ribu per kilogram,” jelas Robert.
Kepala Bulog Tanjungpinang, Arief Alhadihaq, menyebutkan, dari 3 ton beras SPHP yang disiapkan, sekitar 1,5 ton telah terjual dalam waktu satu jam pertama.
“Beras SPHP dijual seharga Rp58 ribu per 5 kilogram, sedangkan di pasar biasanya Rp62 ribu,” ucapnya.
Minyak goreng dijual seharga Rp30 ribu per 2 liter, lebih murah dibandingkan harga pasar yang mencapai Rp36 ribu.
“Gula pasir juga lebih murah, yakni Rp14 ribu per kilogram dibandingkan harga pasar yang Rp15.500,” tambahnya.
Menurut Arief, animo masyarakat untuk berbelanja di GPM kali ini sangat tinggi, terbukti dari antrean panjang yang terjadi.
“Selain beras, daging kerbau beku yang biasanya kurang diminati juga laris terjual,” pungkasnya. (Ism)
Editor: Brp