Medianesia.id, Tanjungpinang – Muhammad Taqi Askari, mahasiswa asal Tanjungpinang yang tengah menempuh pendidikan di Iran, berhasil dipulangkan ke Indonesia oleh pemerintah menyusul eskalasi konflik antara Iran dan Israel dalam beberapa waktu terakhir.
Mahasiswa program studi Kimia Nuklir di Shahid Beheshti University, Tehran ini menjadi satu dari 98 Warga Negara Indonesia (WNI) dan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang dievakuasi dari Iran. Dalam proses yang sama, 16 WNI lainnya juga dipulangkan dari Yaman.
Taqi mengungkapkan, alasannya memilih Iran sebagai tempat menimba ilmu adalah karena reputasi negara tersebut dalam bidang kimia dan teknologi nuklir.
“Saya ingin menambah pengalaman belajar di luar negeri, dan menurut saya, Iran cukup maju dalam bidang kimia dan nuklir,” ujarnya melalui Kepala Badan Penghubung Kepri.
Ia mengatakan, selama lima bulan terakhir berkuliah di Tehran, dirinya tinggal di asrama kampus yang tidak jauh dari universitas.
Meski situasi cukup kondusif di ibu kota, sebagian warga dan mahasiswa memilih mengungsi ke kota-kota lain seperti Qom dan Mashhad.
“Sejauh ini, saya satu-satunya mahasiswa asal Kepri di Iran. Bahkan di kampus, saya juga satu-satunya mahasiswa dari Indonesia,” kata Taqi.
Meski saat ini telah kembali ke Indonesia, Taqi menyatakan masih memiliki keinginan untuk melanjutkan studinya di Iran jika situasi membaik.
“Belum tahu pasti kapan kembali, tapi insya Allah kalau keadaan sudah membaik, saya akan lanjutkan kuliah,” ungkapnya.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memfasilitasi evakuasi dan kepulangannya ke Indonesia.
“Alhamdulillah, area asrama saya aman dari serangan. Saya juga sangat bersyukur bisa kembali ke tanah air, dan berterima kasih kepada seluruh tim KBRI, terutama KBRI Iran dan Azerbaijan yang telah banyak membantu,” tuturnya.
Sebelumnya, Muhammad Taqi Askari tiba di Jakarta pada Kamis malam, 26 Juni 2025, dengan menggunakan maskapai Qatar Airways (QR956) dari Doha, Qatar dan mendarat di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.
Setibanya di tanah air, ia dijemput langsung oleh perwakilan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau melalui Badan Penghubung Kepri di Jakarta, dipimpin oleh Kepala Badan Penghubung Kepri, Endrie Djoko Satrio.
Turut hadir mendampingi, perwakilan dari Kementerian Luar Negeri RI, termasuk Kasubdit Luar Kawasan Asia dan Timur Tengah, Tony Wibawa.
“Sesuai arahan Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad, kami memastikan pendampingan dan pemeriksaan kondisi kesehatan WNI asal Kepri sebelum dipulangkan ke kampung halaman,” ujar Endrie.
Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Luar Negeri, telah memulai evakuasi bertahap sejak 24 Juni 2025 sebagai respons atas meningkatnya ketegangan di kawasan Timur Tengah.
Pemulangan para WNI dilakukan melalui lebih dari 10 penerbangan khusus yang dikoordinasikan oleh pemerintah pusat.(Ism)
Editor: Brp