Kemenag Targetkan 1.000 Dai ke Daerah 3T pada 2025

Medianesia
Kemenag Targetkan 1.000 Dai ke Daerah 3T pada 2025
Wamenag, Romo HR Muhammad Syafi'i, memimpin rapat bahas pengiriman dai. Foto: Dok. Kemenag RI

Medianesia.id, Jakarta – Kementerian Agama (Kemenag) menetapkan target mengirimkan 1.000 dai ke wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) dan perbatasan pada 2025 mendatang.

Program ini bertujuan memperluas layanan keagamaan ke daerah yang selama ini memiliki akses terbatas.

Wakil Menteri Agama (Wamenag), Romo HE Muhammad Syafi’i, menyebut program ini sebagai langkah nyata untuk menghadirkan kebermanfaatan langsung bagi masyarakat terpencil.

Ia mengapresiasi dedikasi para dai yang dianggap sebagai “orang-orang pilihan.”

“Para dai ini rela meninggalkan keluarga demi menyebarkan ilmu, meski pengorbanan mereka jauh lebih besar dibandingkan dengan gaji yang diterima,” ujar Romo Syafi’i di Gedung Kemenag, Jakarta Pusat, Selasa (17/12/2024).

Romo Syafi’i mengajak semua pihak untuk berkolaborasi dalam menyukseskan program tersebut.

“Saya merasa terkejut dengan program ini. Maka, saya mengajak semua lembaga yang hadir untuk bersama-sama mendukung dan membantu program dai 3T ini,” tegasnya.

Sementara itu, Direktur Penerangan Agama Islam, Ahmad Zayadi menjelaskan, program ini merupakan bagian dari komitmen Kemenag untuk memperluas layanan keagamaan di wilayah 3T. Dikatakannya, program ini bertujuan meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran Islam, memperkuat harmoni masyarakat berbasis nilai agama dan kearifan lokal, serta membantu menyelesaikan masalah sosial, ekonomi, dan budaya di wilayah perbatasan.

“Setiap warga negara berhak mendapatkan layanan keagamaan yang inklusif dan berkualitas. Namun, masyarakat di daerah 3T menghadapi keterbatasan akses dan sumber daya manusia dalam layanan keagamaan,” ujar Zayadi.

Ia mengidentifikasi empat tantangan utama layanan keagamaan di wilayah 3T, yaitu minimnya juru dakwah seperti guru ngaji dan dai yang kompeten, rendahnya literasi keagamaan serta keterbatasan akses pendidikan dan informasi, kurangnya kolaborasi antar sektor, serta potensi paham keagamaan menyimpang.

Menurut Zayadi, program pengiriman dai sudah berjalan sejak 2022 dengan jumlah dai yang meningkat setiap tahun. Pada 2022, sebanyak 8 dai dikirim, meningkat menjadi 50 dai pada 2023, dan 500 dai pada 2024.

Untuk 2025, Kemenag menargetkan pengiriman 1.000 dai ke 198 wilayah 3T di 38 provinsi, termasuk wilayah perbatasan dan daerah dengan populasi Muslim kecil.

“Terkait target 1.000 dai ini, kita akan membahas peluang, sumber daya, dan berbagai aspek pendukungnya. Kita optimistis bisa mencapainya, bahkan mungkin lebih,” katanya.

Tahapan pelaksanaan program ini meliputi persiapan dan konsolidasi (Desember 2024), rekrutmen dai (Januari-Februari 2025), launching dan pelepasan (pekan kedua Februari 2025), keberangkatan (24 Februari 2025), pelaksanaan dakwah (24 Februari-25 Maret 2025), dan kepulangan dai (26 Maret 2025).

Zayadi juga menegaskan pentingnya kolaborasi dengan berbagai pihak seperti Kanwil Kemenag, Asosiasi Ma’had Aly, lembaga filantropi Islam, perbankan syariah, dan lembaga lainnya untuk menyukseskan program ini.

“Dengan semangat kolaborasi ini, seberat apa pun tantangan yang ada, Insyaallah kita bisa mengatasinya bersama. Keberkahannya pun akan dirasakan oleh kita semua,” tutupnya.(*)

Editor: Brp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *