Medianesia.id, Batam – Kanada resmi mengumumkan kebijakan proteksionis baru dengan memberlakukan tarif bea masuk 100% untuk semua mobil listrik China mulai 1 Oktober 2024.
Langkah ini diambil sebagai respons terhadap lonjakan impor EV dari Negeri Tirai Bambu yang dinilai mengancam industri otomotif dalam negeri.
Perdana Menteri Justin Trudeau menyatakan bahwa keputusan ini diambil untuk menjaga lapangan kerja di sektor otomotif Kanada dan memastikan persaingan yang sehat.
“Kanada berkomitmen untuk memproduksi kendaraan listrik yang bersih dan berkelanjutan di dalam negeri, bukan hanya mengimpornya,” tegas Trudeau dilansir detikcom.
Lonjakan impor EV dari China, terutama dari Tesla, telah menjadi perhatian serius bagi pemerintah Kanada. Data menunjukkan bahwa impor mobil dari China ke pelabuhan Vancouver melonjak drastis hingga 460% pada tahun 2023.
Kebijakan ini diperkirakan akan memicu ketegangan dalam hubungan perdagangan antara Kanada dan China.
Pemerintah China telah menyampaikan protes keras, menyebut langkah Kanada tersebut melanggar aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan berpotensi merusak kerja sama ekonomi kedua negara.
Di sisi lain, produsen mobil listrik di Kanada menyambut positif kebijakan ini. Mereka berharap tarif baru akan memberikan perlindungan yang lebih besar bagi industri otomotif dalam negeri dan mendorong investasi dalam produksi EV.
Keputusan Kanada untuk mengenakan tarif tinggi pada EV China mencerminkan tren proteksionisme yang semakin meningkat di berbagai negara.
Sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat dan Uni Eropa, juga telah menerapkan kebijakan serupa untuk melindungi industri dalam negeri mereka.
Namun, kebijakan ini juga menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya perang dagang yang dapat merugikan konsumen dan mengganggu rantai pasok global.
Selain itu, ada pertanyaan mengenai efektivitas kebijakan ini dalam jangka panjang, mengingat ketergantungan global terhadap rantai pasok China.(*/Brp)
Editor: Brp
Komentar