Medianesia.id, Jakarta – Wakil Presiden RI, Ma’ruf Amin, mengakui bahwa pemerintah masih menghadapi tantangan besar dalam menghilangkan praktik judi di Indonesia.
Untuk itu, diperlukan pembentukan satuan tugas khusus yang fokus pada pemberantasan perjudian. Hal ini disampaikan Ma’ruf dalam acara Tasyakur Milad ke-49 Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (26/7) malam.
“MUI telah berperan dalam memberdayakan umat dan menjadi mitra pemerintah, termasuk dalam pemberantasan narkoba dan judi. Namun, kita memang belum berhasil sepenuhnya menghilangkan perjudian ini,” ujar Ma’ruf dikutip dari Kompas.com.
Ma’ruf, yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan MUI, mengakui bahwa menghapus praktik judi bukanlah tugas yang mudah. Bahkan di kota suci seperti Madinah, praktik minum minuman keras dan judi yang dilarang agama pernah menjadi hal yang lumrah dilakukan penduduknya.
“Di Madinah, umat Islam dulu adalah peminum. Minuman keras disimpan dalam wadah besar dari kulit onta, seperti gentong. Mereka juga banyak yang berjudi. Namun, ketika diminta berhenti, mereka langsung mematuhi dan membuang khamar (minuman keras) hingga selokan-selokan di Madinah penuh oleh khamar,” kata Ma’ruf.
Wapres Ma’ruf menegaskan bahwa pemerintah perlu mengambil langkah tegas untuk memberantas perjudian di Indonesia. Saat ini, pemerintah telah membentuk Satuan Tugas Pemberantasan Judi Online, tetapi Ma’ruf menekankan bahwa seluruh bentuk perjudian harus dihilangkan, bukan hanya yang online.
“Alhamdulillah, sesuai dengan keputusan sidang kabinet, telah dibentuk Satgas Pemberantasan Judi Online, dan sudah ada beberapa gerakan yang dilakukan. Namun, kita tidak boleh berhenti sampai di situ. Kita harus menghilangkan seluruh bentuk perjudian di Indonesia,” tegas Ma’ruf.
Mantan Ketua Umum MUI ini juga mengingatkan bahwa sifat buruk akan menghalangi manusia menerima panggilan Allah SWT. Untuk itu, ketika diminta berhenti dari judi dan minuman keras, manusia harus bekerja keras untuk mematuhinya.
“Jika kita belum bisa menghentikan judi dan minuman keras, artinya kita belum mampu membangun masyarakat yang menerima panggilan Allah. Oleh karena itu, kita harus terus bekerja keras,” ujar Ma’ruf.
Ma’ruf menegaskan bahwa MUI bersama dengan penegak hukum akan terus berupaya membangun masyarakat Indonesia yang baik, patuh terhadap aturan, dan menjalankan tuntutan Allah SWT.
“Dengan kerja sama yang baik, kita dapat membangun masyarakat Indonesia yang lebih baik, sesuai dengan tuntutan agama,” pungkasnya.**
Editor: Brp