Medianesia.id, AS – Lebih dari sepuluh ribu orang memadati festival “WOW Indonesia!” yang dilangsungkan di jantung ibu kota Washington DC untuk merayakan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Amerika.
Selain pertunjukkan kesenian dan pameran budaya, warga rela antri berjam-jam untuk menikmati makanan khas Indonesia, seperti sate, rempeyek dan nasi Padang.
Dangdut dan lagu-lagu tradisional Indonesia silih berganti dengan alunan gamelan, kolintang dan angklung, serta tarian Aceh dan Bali, reog Ponorogo, fashion show, dan karnaval ratusan anak-anak muda Indonesia yang mengenakan beragam pakaian daerah berwarna-warni, serta kehadiran musisi dan penyanyi terkenal seperti Andien, Stephanie Putrie, Aurelie Moeremans, Kristin Delaware dan Ronald Steven, serta saksofonis terkenal Yuyun George memeriahkan dua panggung “WOW Indonesia!”.
Gedung Kongres AS menjadi latar belakang panggung pertama, sementara panggung kedua berada di Seventh Street yang berbatasan dengan Pennsylvania Avenue.
Untuk pertama kalinya dalam puluhan tahun hubungan kedua negara, empat blok jalan Pennsylvania Avenue di jantung ibu kota Amerika ditutup untuk acara ini.
Di antara kedua panggung di jalan tersebut ada sekitar 100 tenda makanan khas Indonesia, pakaian dan kain tradisional, pernak-pernik budaya, hingga UKM dan perusahaan-perusahaan besar yang sebagian didatangkan langsung dari tanah air.
Kuasa Usaha Indonesia Ad-Interim KBRI di Washington DC, Ida Bagus Made Bimantara, mengatakan untuk satu hari ini semua warga Amerika dapat mengunjungi Indonesia tanpa paspor.
“Festival ini akan menampilkan yang terbaik dari Indonesia. Tidak perlu paspor untuk menikmatinya. Seluruh kegiatan, permainan, karnaval, produk-produk yang dipamerkan, makanan yang disajikan dan dijual, atau bahkan musik dan pertunjukkan yang ada, semua dapat dinikmati oleh siapa saja yang datang ke Wow Indonesia ini.”
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi, yang terbang selama lebih dari 20 jam bersama Menteri UKM Teten Masduki, untuk membuka perhelatan akbar “WOW Indonesia!” di DC, memuji acara yang merupakan bagian dari perayaan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Amerika.
Dalam wawancara khusus dengan VOA setelah membuka acara itu, Retno Marsudi mengatakan dalam mempertahankan hubungan diplomasi yang erat, ada satu hal yang kerap dilupakan yaitu hubungan antar individu.
“Kita seringkali taken for granted bahwa kita saling mengenal. Padahal ternyata enggak, kalau kita telisik lebih jauh, kita perlu upaya agar antar masyarakat bisa saling memahami karena jika mereka paham satu sama lain maka akan menjadi fondasi yang sangat kuat bagi upaya pemerintah untuk mendekatkan diri dan memperkuat hubungan bilateral.”
Dirjen Urusan Luar Negeri di Biro Global Talent Management, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, Marcia Bernicat, memuji hubungan kuat diplomasi dan warga Indonesia dan Amerika.
“Acara ini merupakan wahana yang penting untuk menunjukkan kedalaman dan eratnya hubungan warga kita, dan tentunya hubungan kedua negara,” ujarnya.
Susi Haworth, warga Indonesia yang sudah lama menetap di Amerika Serikat, menilai festival ini akan membuat Indonesia diperhitungkan.
“WOW Indonesia!, yang untuk pertama kalinya dilangsungkan di Pennsylvania Avenue, jalan utama di DC, akan membuat Indonesia diperhitungkan, terkenal.”
Hal senada disampaikan Clare Wolfowitz, mantan istri mantan Duta Besar Amerika Serikat Untuk Indonesia, yang mengenakan kebaya dan selendang merah ikut menari dan bergabung dalam karnaval budaya.
“Indonesia dan warganya sudah seperti keluarga! Keluarga dekat saya sendiri. Kami saling menjaga. Memang kadang-kadang ada yang berselisih, tapi pada akhirnya semua akan baik-baik saja karena kita semua keluarga. Keluarga akan tetap saling mencintai dan menjaga.”
Melihat panjangnya antrian pengunjung yang ingin menikmati sate, yang sebagian bahkan harus antri hingga 1,5 jam, Clare khawatir mereka yang datang belakangan tidak akan dapat merasakan enaknya sate atau rempeyek kacang kegemarannya.
Demikian pula Christian Chong, warga Kanada keturunan China yang bersama keluarganya merencanakan sejak jauh-jauh hari untuk datang ke “WOW Indonesia!”.
“Begitu tahu tentang acara ini, kami sekeluarga sudah membuat rencana untuk datang ke Washington DC, menghabiskan sisa libur musim panas dan datang ke WOW Indonesia!. Saya berasal dari China, tapi saya tahu budaya Indonesia dan saya rasa budaya Indonesia dan China hampir-hampir mirip. Jadi saya ingin ajak anak-anak saya yang dibesarkan di Kanada, untuk datang ke sini dan melihat langsung budaya Indonesia.”
Duta Besar/Wakil Delegasi Tetap RI di UNESCO Prof. Ismunandar menilai acara-acara seperti “WOW Indonesia!” ini “sangat baik untuk mempromosikan Indonesia secara sederhana, lewat makanan, batik dan kain-kain tradisional, seni budaya dan keramahtamahan warganya.”
Ia mengenang kembali acara serupa beberapa tahun lalu, yang berlangsung dari kota-kota, dan berharap hal ini dapat dilanjutkan kembali.
Hingga laporan ini disampaikan, “WOW Indonesia!” masih berlangsung dan warga AS tampak tak beranjak pergi meski sebagian besar tenda-tenda yang menjual makanan sudah ludes. Sebagian justru duduk-duduk santai di taman berumput di sekitar Pennsylvania Avenue menikmati para penyanyi Indonesia yang masih terus menghibur. [em/jm]
Sumber: VOA Indonesia
Komentar