Medianesia.id – Kapolda Sulawesi Selatan Inspektur Jenderal Merdisyam menyebut jumlah korban akibat ledakan bom bunuh diri di pintu gerbang Gereja Katedral di Makassar bertambah menjadi 20 orang.
“Sampai saat ini jumlahnya di RS Bhayangkara tujuh orang, RS Siloam empat orang. Dari total dengan data luka ringan sudah pulang, sebanyak 20 orang. Ini perkembangan terakhir,” ujar Merdisyam dilansir dari Antara, Minggu (28/3).
Korban sebelumnya disebut berjumlah 14 orang. Merdisyam menyampaikan, dari informasi yang dihimpun para korban mengalami luka berat, sedang, dan ringan. Namun, bagi korban yang mengalami luka ringan diberikan rawat jalan.
“Ada yang luka berat, luka ringan, dan sedang. Luka ringan sudah diberikan pengobatan, ada rawat jalan, bisa pulang. Kalau masih dianggap luka berat, seperti luka bakar, kami rawat intensif di RS Bhayangkara,” ujarnya pula.
Mengenai penanganan seluruh korban, Merdisyam menyatakan korban yang memerlukan perawatan intensif akan dirawat di RS Bhayangkara dalam hal penanganan lanjutan.
“Kami pusatkan penanganan korban di RS Bayangkara. Penanganan terpadu ini agar bisa kami kontrol. Untuk pengawasan yang sama kami bawa ke RS Bhayangkara,” katanya.
Sementara terkait jaringan terduga pelaku, kata dia, masih dilakukan pendalaman oleh Densus 88. Rencananya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo akan ke Makassar mengunjungi lokasi kejadian.
Hamisah, istri salah satu korban Daeng Tampo (60) mengatakan, suaminya mengalami gagal pendengaran dampak dari ledakan bom tersebut.
“Iya, dia security di sana (Gereja Katedral). Waktu kejadian jauh dari lokasi. Tapi tidak bisa mendengar,” katanya.
Korban petugas keamanan lainnya, Cosman, terlihat mengalami luka bakar serius pada bagian wajahnya. Saat ini korban dibawa ke RS Bhayangkara untuk mendapat perawatan.
Sebelumnya, peristiwa bom bunuh diri terjadi Gereja Katedral di Jalan Kajaolalido, Kelurahan Baru, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar sekitar pukul 10.30 WITA, Minggu.
Kejadian tersebut di sela pelaksanaan ibadah Misa Minggu Palma. Polisi menyebut ada dua terduga pelaku. Satu dapat dikenali, dan satu lagi kondisi tubuhnya hancur.
Namun, aksi pelaku sebelumnya dapat dicegah oleh pihak keamanan gereja, sehingga tidak sampai masuk ke dalam gereja setempat. (antara)