Medianesia.id, Tanjungpinang – APBD Provinsi Kepulauan Riau tahun 2025 diprediksi akan mengalami defisit hingga Rp600 miliar. Gubernur Kepri, Ansar Ahmad, mengungkapkan proyeksi pendapatan daerah Kepri tahun 2025 mendatang sebesar Rp3,580 triliun.
Sementara proyeksi belanja sebesar berdasarkan RKPD tahun anggaran 2025 sebesar Rp4,263 triliun. Sedangkan, proyeksi pembiayaan daerah Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (Silpa) tahun anggaran 2024 berdasarkan RKPD 2025 sebesar Rp150 miliar.
Dari proyeksi tersebut, maka ada selisih sekitar Rp683 miliar antara belanja dan pendapatan dalam porsi APBD yang diproyeksikan tahun 2025 mendatang.
“Maka, selisih antara belanja dan pendapatan ini perlu di bahas bersama DPRD agar ditemukan solusi,” sebutnya dalam paripurna penyampaian Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) APBD Kepri 2025, Senin (22/7).
Lebih lanjut Ansar menerangkan, defisit ini memang tidak bisa dihindari karena disebabkan menurunnya dana transfer dari pemerintah pusat. Yang biasanya di atas Rp700 miliar, namun kini hanya sebesar Rp286 miliar.
Menurutnya, penurunan dana transfer pusat ini kemungkinan disebabkan menurunkan pendapatan APBN serta ada beberapa kebutuhan yang mendesak.
“Berdoa saja ada sumber pendapatan yang baru. Mudah-mudahan nanti ada solusinya,” sebut Ansar.
Selain itu, Gubernur juga mengungkapkan, kemungkinan lainnya APBD Kepri 2025 mendatang akan lebih menurun dibadingkan tahun-tahun sebelumnya. Oleh karena itu, pihaknya terpaksa akan menyisir program-program yang sudah tersusun di RKPD agar dipangkas untuk menyesuaikan dengan anggaran yang terbatas.
“Sekarang ini APBD kita Rp4,2 triliun pun, sebenarnya ril-nya hanya Rp3,4 triliun. Karena, sekitar Rp800 miliar-nya merupakan dana bagi hasil ke kabupaten/kota,” tutup Ansar. (Ism)
Editor: Brp
Komentar