banner 1078x60

Kontak Erat dengan Penderita TB? Dinkes Tanjungpinang Serukan Terapi Pencegahan

Medianesia
Kontak Erat dengan Penderita TB? Dinkes Tanjungpinang Serukan Terapi Pencegahan
Dinkes Tanjungpinang melaksanakan pelatihan memulai dan menindaklanjuti TPT bagi dokter dan pengelola program TB di ruang Rapat Puskesmas Batu 10 Tanjungpinang, Senin (21/10). Foto: Diskominfo Tanjungpinang
banner 678x60

Medianesia.id, Tanjungpinang – Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang mengimbau seluruh masyarakat yang memiliki kontak erat dengan penderita tuberkulosis (TB) untuk segera mengikuti Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT).

Langkah ini penting untuk mencegah penyebaran penyakit tersebut di lingkungan sekitar.

Kepala Dinas Kesehatan Tanjungpinang, Rustam, mengungkapkan bahwa sepanjang tahun 2024, sebanyak 33 orang yang memiliki kontak serumah dengan penderita TB telah menjalani TPT.

Dengan rincian, 7 orang di RSUP Raja Ahmad Thabib (RAT), 6 orang di RSUD Kota, 8 orang di Puskesmas Tanjungpinang, 4 orang di Puskesmas Batu 10, 3 orang di Puskesmas Seijang.

Lalu, 1 orang di Puskesmas Kampung Bugis, 3 orang di Puskesmas Melayu Kota Piring, dan 1 orang di Puskesmas Mekarbaru.

“TPT kini tersedia di seluruh rumah sakit, puskesmas, serta beberapa klinik dan praktik dokter di wilayah Tanjungpinang,” ujarnya di Tanjungpinang..

Menurutnya, terapi ini penting bagi orang yang tinggal serumah dengan penderita TB, karena mereka berisiko tinggi terkena TB. Baik, dalam waktu dekat maupun jangka panjang, tergantung pada kondisi kekebalan tubuh.

“Jika orang yang kontak serumah tidak menjalani terapi pencegahan, risiko penularan atau berkembangnya infeksi TB laten akan meningkat,” jelasnya.

Rustam juga menjelaskan, infeksi TB laten terjadi ketika bakteri TB sudah ada dalam tubuh seseorang, meskipun orang tersebut belum menunjukkan gejala klinis TB.

Dalam kesempatan yang sama, Rustam meminta dokter dan pengelola program TB untuk melakukan investigasi terhadap kontak erat penderita TB.

Hal ini bisa dilakukan baik secara pasif, melalui laporan pasien, maupun dengan kunjungan langsung ke rumah penderita.

Selain itu, Rustam menambahkan, saat ini tersedia dalam bentuk obat yang hanya perlu diminum 12 kali selama tiga bulan, yakni kombinasi Isoniazid dan Rifapentin.

“Ini jauh lebih praktis dibandingkan dengan obat TPT sebelumnya yang harus diminum setiap hari selama tiga bulan,” tutupnya.

Dengan adanya terapi pencegahan yang mudah diakses, Dinas Kesehatan berharap masyarakat semakin sadar akan pentingnya mengikuti TPT demi mencegah penyebaran TB di Tanjungpinang. (Ism)

Editor: Brp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *