Medianesia.id, Batam – Pengusaha sukses Tahir kembali masuk dalam daftar orang terkaya Indonesia versi Forbes 2024, dengan total kekayaan mencapai US$ 5,3 miliar atau setara dengan Rp85 triliun.
Angka ini menempatkannya di posisi ke-8 dalam daftar orang terkaya Indonesia, jauh mengungguli mertua sekaligus sesama pengusaha besar, Mochtar Riady, yang berada di urutan ke-25 dengan kekayaan US$ 2,25 miliar (Rp36 triliun).
Posisi gemilang Tahir ini tak terlepas dari kinerja positif Mayapada Group, konglomerat yang ia dirikan, yang kini bergerak di sektor perbankan, properti, hingga kesehatan.
Kesuksesan ini tampaknya juga dipengaruhi oleh pengalaman hidup yang memberi pelajaran berharga bagi Tahir, salah satunya ketika ia menerima omelan keras dari keluarga Riady pada awal kariernya.
Kisah Awal Kesuksesan Di Balik Omelan Mertua
Tahir, yang lahir pada 24 Maret 1952, menikahi Rosy Riady pada 1975, yang merupakan putri dari Mochtar Riady, pendiri Bank Central Asia (BCA).
Meski banyak yang beranggapan bahwa ia langsung meraih kekayaan berkat koneksi keluarga Riady, Tahir dengan tegas membantah anggapan tersebut.
Ia menegaskan bahwa tidak ada dana bantuan dari mertuanya untuk memulai bisnis. Dalam buku Living Sacrifice (2015), Tahir mengungkapkan,
“Salah besar jika ada yang menduga saya diberi setumpuk uang oleh Pak Mochtar untuk modal bisnis. Tak sepeser pun,” katanya seperti ditulis cnbcindonesia.
Namun, meski tidak dibantu secara finansial, Tahir tetap merasa bagian dari keluarga Riady. Suatu ketika, saat membuka showroom furnitur, ia memasang logo perusahaan Riady di depan toko untuk menunjukkan hubungannya dengan keluarga besar Riady. Namun, tindakan ini justru mengundang reaksi keras dari keluarga Riady.
Ketika keluarga Riady mengunjungi showroom, mereka tidak terima dengan langkah Tahir memasang logo perusahaan mereka. Seorang perwakilan dari keluarga Riady, yang ditugaskan oleh anak Mochtar Riady, James Riady, menegur Tahir dengan keras.
“Tolong logo perusahaan Pak Mochtar dicabut. Mereka tak berkenan logo itu dipasang di depan toko,” demikian pesan yang disampaikan kepada Tahir.
Bagi Tahir, peristiwa itu menjadi momen yang sangat memukul. Ia merasa malu dan terhina, namun justru momen itulah yang memotivasi dirinya untuk bangkit dan lebih bekerja keras.
Ia menyadari bahwa untuk sukses, seorang pengusaha harus mandiri dan tidak bergantung pada siapapun, meski itu keluarga sendiri.
Sejak itu, Tahir semakin giat mengembangkan usahanya sendiri. Ia mengaku memang pernah meminjam dana dari mertuanya, namun hanya dalam keadaan terdesak dan sebagai opsi terakhir.
Kini, kerja kerasnya membuahkan hasil luar biasa. Mayapada Group yang ia dirikan berkembang pesat, menjadi salah satu konglomerat besar di Indonesia dengan berbagai lini bisnis yang sukses.
Dengan kekayaan yang kini mencapai Rp85 triliun, Tahir telah membuktikan bahwa kesuksesan datang melalui kerja keras, bukan melalui hubungan keluarga atau pemberian dana.
Posisi ke-8 dalam daftar orang terkaya Indonesia adalah pencapaian luar biasa, yang bahkan membuatnya berada jauh di atas Mochtar Riady, yang kini berada di posisi ke-25.(*)
Editor: Brp