Medianesia.id, Batam – Ucapan Anggota DPRD Kota Batam Utusan Sarumaha di beberapa media, berbuntut panjang. Ucapan itu, yakni mengataksnamakan masyarakat Nias mendukung calon gubernur Kepri nomor urut 2 Isdianto. Selain itu, dalam Ucapan Utusan Sarumaha juga mengangkat Isdianto sebagai ayah angkat masyarakat Nias.
Dalam media yang berjudul ‘Warga Nias Angkat Isdianto Jadi Bapak Angkat’ dimuat di salah satu media online pada Minggu (29/11/2020).
Perwakilan dari belasan ribu jumlah jiwa masyarakat Nias yang ada di Batam melakukan protes. Akhirnya, Masyarakat Nias Kepri (Manis Kepri) membuat pernyataan sikap. Bahwa, ucapan Utusan Sarumaha adalah klaim sepihak.
Menurut Tokoh masyarakat yang juga mantan Anggota DPRD Kota Batam Fisman F Gea, klaim Utusan Sarumaha adalah bersifat sepihak dan mengada-ada.
“Saya masyarakat Nias, tapi tidak pernah mendukung dan mengangkat Isdianto sebagai ayah angkat. Pernyataan itu hanya sepihak. Dan cenderung memantik problem sosial yang berpotensi berdampak tidak harmonis,” kata Fisman saat menggelar konferensi pers, Kamis (3/12/2020).
Dengan begitu, Fisman dkk menyatakan sikap membatalkan dukungan ke calon gubernur Kepri nomor urut 2 Isdianto. Karena, hanya klaim sepihak tanpa musyawarah dan mufakat para sesepuh masyarakat Nias yang ada di Batam, Provinsi Kepulauan Riau.
“Kalau namanya mengangkat ayah angkat ada adatnya. Tidak bisa dengan hanya mulut saja, apa lagi menyangkut seorang tokoh,” tambah Fisman.
Di tempat yang sama, Herman Lase sesepuh masyarakat yang telah menginjak kaki di Bayam sejak tahun 1972 di Batam mengatakan, klaim Utusan Sarumaha mendukung Isdianto dan mengangkat sebagai ayah angkat adalah bermuatan politis.
Herman sendiri, tidak mempersoalkan diri Utusan Sarumaha mendukung siapa saja.
“Tapi jangan bawa nama masyarakat Nias. Seolah-olah kami-kami orang tua ikut mendukung. Padahal, itu tidak pernah terjadi sama sekali. Cukup mengejutkan pernyataan itu. Harap dicabut dan tidak boleh ada sepihak. Ini berpotensi memantik gejolak sosial di tengah-tengah masyarakat Nias,” ujar Herman.
Hal senda diungkapkan tokoh masyarakat Nias di Batam, Roni F Gea. Roni yang telah merantau dari Pulau Nias ke Batam sejak 1974 menyayangkan sikap dan pernyataan Utusan Sarumaha.
Roni mengingatkan, agar Utusan berhati-hati dalam ucapan. Apa lagi kata dia, selain sebagai anggota DPRD Kota Batam, Utusan Sarumaha juga adalah Ketua DPD Himpunan Masyarakat Nias Indonesia (Himni) Kepulauan Riau.
“Jabatan ketua DPD itu 24 jam melekat. Jadi jangan politisi hal-hal yang belum dibicarakan dengan sesepuh dan tokoh. Jangan karena mentang-mentang anda Anggota DPRD Kota Batam seenak kau saja. Kami orang tua kecewa melihat sikap seperti ini. Harap klarifikasi dan menarika kembali kata-kata itu,” kaya Roni.
Tonas Giawa tokoh masyarakat Nias yang lain menilai, sikap dan ucapan Utusan Sarumaha memantik gejolak sosial di tengah-tengah masyarakat Nias di Kepri. Dia tak melarang Utusan Sarumaha mendukung salah satu calon, karena itu adalah hak konstitusional setiap orang.
“Tapi jaga bicara. Jangan seenaknya klaim ayah angkat orang Nias. Saya pun tak kenal Isdianto. Jabat tangan pun tak pernah. Jangan hanya karena politik, bisa-bisa saja dan menjual marwah masyarakat Nias? Saya juga masyarakat Nias,” kata Tonas Giawa.
Pada konferensi pers itu, dihadiri oleh tokoh masyarakat Nias lain antara lain Pendeta Fanolo Telaumbanua, Pastor Iskandar Dachi, Yamon Gea, Pendeta Sigema Gulo, dan Beberapa tokoh masyarakat Nias lain. Intinya, mereka menyayangkan dan melihat miris sikap dan ucapan Utusan Sarumaha.
“Kita ingin mendengarkan langsung apa maksud dan tujuan klaim dukungan dan mengangkat sebagai ayah angkat di atas kita? Silakan warna demokrasi, tapi jaga etika dan tata krama politik,” ujar Pendeta Fanolo.
“Jangan mentang mentang sudah menjabat sekarang, kami yang juga masyarakat Nias kesannya dikepalai. Ini tidak bisa terjadi,” timpal Pendeta Sigema Gulo.
Pastor Iskandar Dachi, rekan Pendetanya mendoakan Utusan Sarumaha untuk kembali ke jalan yang benar. Perkataan dan perbuatan tidak berbeda. Iskandar memperingatkan, bahwa jabatan manusia hanyalab titipan Tuhan sementara.
“Maka gunakan lah itu sebagai berkat bagi semua orang, jaga kata-kata di media jangan sampai melukai. Kita ingin klarifikasi dan permintaan maaf atas ucapan sepihak itu,” kata Iskandar.
Para sesepuh dan pendeta yang hadir, mengeluarkan juga surat pernyataan atas ucapan Utusan Sarumaha. Setidaknya, ada enam poin surat keputusan itu, dan ditandatangani sebagai bentuk menarik dan membatalkan dukungan ke calon gubernur Kepri nomor urut 2 Isdianto.(*/rilis)
Komentar