oleh

Resep Diet Alami Tya Ariestya Berhasil Turun Hingga 22 Kg Tanpa Kosumsi Sayur

banner 728x90

Medianesia.id, Batam -Tya Ariestya turunkan berat badan hingga 22 kilogram dalam waktu 4 bulan dengan menjalani diet tanpa konsumsi sayur-sayuran. Tya Ariestya turunkan berat badan hingga 22 kilogram dengan menjalani diet tanpa konsumsi sayur-sayuran.

Artis sinetron Tya Ariestya mengungkapkan bahwa ia menurunkan berat badannya hingga 22 kilogram dalam waktu 4 bulan dengan menjalani diet tanpa mengonsumsi sayur-sayuran.

Lewat unggahan di akun media sosial pribadinya, Tya membagikan cerita sekaligus tips diet yang ia jalani selama ini. Menurutnya, ada tiga hal utama yang ia lakukan dalam diet berdasarkan anjuran dokter.

Pertama, konsisten jalan kaki 45 menit setiap hari. Kedua, disiplin dengan waktu makan, dan ketiga mengatur pola makan dengan menghindari minyak, tepung, gula, serta santan.

Umumnya, diet memang identik dengan konsumsi banyak makanan sehat termasuk sayur, tapi menu diet Tya ini tidak merekomendasikan konsumsi sayur terlalu banyak.

“Kenapa aku tidak memakan sayur selama program penurunan berat badan? Bukan tidak sama sekali, aku sempat dikasih, tapi it’s not work di badan aku,” kata Tya dalam unggahan di YouTube bersama rekannya Witta Sylvia dan dr Yusri Dinuth.

Foto/Istimewa

“Menurut dokter aku, kalau enggak suka (sayur) malah oke, kamu enggak usah makan sayur,” tambah Tya seraya mengatakan kalau sayur sedikit menghambat penurunan berat badan.

Yusri, dokter yang berbasis di Yogyakarta ini kemudian mengatakan bahwa sayur, karbohidrat, dan protein punya peran penting untuk kesehatan. Hanya saja, jika berbicara soal diet, itu menjadi kasus personal tergantung dengan kondisi tubuh yang menjalaninya.

Dia tak memungkiri bahwa ada orang yang berhasil diet dengan cara banyak makan sayur, tapi sebagian besar pasiennya tidak ia rekomendasikan makan sayur dalam dua minggu pertama.

“Pertimbanganku, walaupun tidak semua, ada klien yang turunnya (berat badan) jadi enggak banyak kalau dikasih sayur,” kata dr Yusri.

Ia memaparkan terdapat teori yang mengungkapkan bahwa terlalu banyak konsumsi sayur menciptakan kondisi ligikasi. Kondisi tersebut membuat usus tidak bekerja terlalu baik karena ada banyak gas dalam tubuh.

“Walaupun tidak semua ya. Secara umum sayur baik untuk tubuh, tapi kondisi khusus diet tertentu, kadang dipertimbangkan untuk enggak dikasih sayur dulu. Bukan tidak sama sekali (makan sayur),” katanya.

Mengenai peranan sayur sebagai sumber serat yang biasanya direkomendasikan sebagai menu diet, Yusri mengatakan bahwa serat sebenarnya bisa diandalkan dari makan buah.

“Aku ke pasienku, biasanya kasih buah untuk mendapatkan seratnya,” katanya.

Terlepas dari itu, dia mengingatkan bahwa program diet yang dijalani Tya ini tidak berarti konsumsi sayur buruk untuk tubuh. Ada pertimbangan khusus dari dokter gizi ketika merekomendasikan untuk tidak mengonsumsinya.

dr Yusri melanjutkan, “Jadi nempel gitu (kondisi ligikasi), jadi kayak terlalu banyak gas, lalu ususnya jadi nggak bekerja terlalu baik juga. Walaupun tidak semua ya.

Secara umum sayur baik untuk tubuh, tapi kondisi khusus diet tertentu, kadang dipertimbangkan untuk nggak dikasih sayur dulu. Bukan tidak sama sekali (makan sayur).”

Mengenai peranan sayur sebagai sumber serat yang biasanya direkomendasikan sebagai menu diet, dr Yusri mengatakan serat sebenarnya bisa diandalkan dari makan buah.

“Aku ke pasienku, aku kasih buah untuk dapetin si serat tersebut,” katanya. Konsumsi sayur sendiri sebenarnya akan mengasup mineral dan klorofil untuk tubuh, hanya itu tidak menjadi urgensi utama dalam hal penurunan berat badan, sebut dr Yusri.

Menu Diet Tya Ariestya Tanpa Sayur Tapi Tetap LangsingMenu Diet Tya Ariestya Tanpa Sayur Tapi Tetap Langsing Foto: YouTube ITIKK Family/Instagram Tya Ariestya

Ia kembali menegaskan bahwa bukan berarti konsumsi sayur buruk untuk tubuh, namun dalam hal diet ketika dokter gizi merekomendasikan tidak makan sayur, pasti ada pertimbangan khusus.

dr Yusri biasanya memberi sayur pada pasiennya di bulan kedua program diet. Untuk jenisnya, yang pertama adalah brokoli. “Untuk wanita, apalagi, itu (brokoli) bagus untuk progesteron,” tutupnya.(***)

Sumber: CNN Indonesia

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *