Kepri  

Rasio Elektrifikasi Kepri Capai 98,18 Persen

Medianesia
Rasio Elektrifikasi Kepri Capai 98,18 Persen
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kepri, Muhammad Darwin. Foto: Ismail

Medianesia.id, Tanjungpinang – Rasio elektrifikasi (RE) di Kepulauan Riau (Kepri) telah mencapai 98,18 persen pada tahun 2024. Capaian ini mencerminkan peningkatan akses listrik bagi masyarakat di pulau-pulau berpenghuni di daerah tersebut.

Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kepri, Muhammad Darwin, menjelaskan dari total 238 pulau berpenghuni di Kepri, sebanyak 150 pulau telah mendapat pasokan listrik dari PLN, sementara 90 pulau lainnya dialiri listrik oleh pemerintah daerah dan masyarakat. Namun, masih ada 38 pulau berpenghuni yang belum memiliki akses listrik.

“Pulau-pulau yang belum berlistrik ini sebagian besar tersebar di Batam, Lingga, dan Karimun. Jumlah penduduknya tidak banyak, berkisar antara 10 hingga 30 kepala keluarga (KK),” ujarnya di Tanjungpinang, Rabu kemarin.

Ia menegaskan, Pemprov Kepri bersama PLN menargetkan seluruh pulau berpenghuni dapat menikmati listrik secara bertahap hingga tahun 2027.

Berbagai metode akan diterapkan untuk memastikan ketersediaan listrik di daerah terpencil. Mulai dari, kabel udara dan kabel bawah laut.

Untuk pulau yang berjarak sekitar 600 meter dari jaringan listrik utama, akan digunakan kabel udara. Sementara untuk pulau yang lebih jauh, listrik akan dialirkan melalui kabel bawah laut.

Kemudian, Energi Baru Terbarukan (EBT) dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) komunal atau terpusat. Tahun ini, ada 10 pulau yang akan mendapatkan PLTS komunal, sementara pada 2026 jumlahnya bertambah menjadi 24 pulau.

“Ada juga Program SuperSun, untuk pulau dengan penduduk kurang dari 10 KK, listrik akan disuplai melalui skema individual berbasis tenaga surya dengan baterai besar,” ungkap Darwin.

Selain itu, Darwin juga mengungkapkan, saat ini masih terdapat 40 pulau yang hanya mendapatkan listrik selama 14 jam per hari. Dari jumlah tersebut, 11 ibu kota kecamatan menjadi prioritas untuk mendapatkan pasokan listrik selama 24 jam.

“Jika belum bisa 24 jam, secara bertahap akan ditingkatkan dari 14 jam menjadi 18 jam, seperti yang saat ini sedang dilakukan di Pulau Sugi, Batam,” tambahnya.

Sistem kelistrikan PLN di Kepri sendiri masih bersifat isolated (terpisah) dan tersebar, dengan mengandalkan 105 sistem Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).

Dari jumlah tersebut, 31 sistem sudah beroperasi penuh selama 24 jam, sementara 74 sistem lainnya masih menggunakan pola operasi 14 jam.

Darwin menegaskan, Pemprov Kepri di bawah kepemimpinan Gubernur Ansar Ahmad terus bersinergi dengan PLN untuk menyukseskan program Kepri Terang, yang menargetkan seluruh pulau berpenghuni mendapatkan akses listrik.

“Listrik bukan hanya soal penerangan, tapi juga menjadi penunjang utama bagi pembangunan ekonomi, pendidikan, dan kesehatan masyarakat di pulau-pulau,” tutupnya. (Ism)

Editor: Brp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *