Masjid ini tak hanya menyimpan nilai sejarah, tetapi juga pusaka-pusaka berharga. Di dalamnya terdapat koleksi perpustakaan Khutub Khana Marhum Ahmadi, yang menunjukkan tingginya minat masyarakat terhadap ilmu pengetahuan pada masa lampau.
Kemudian ada Al-Qur’an bertulis tangan Abdurrahman Stambul pada tahun 1867. Beliau adalah pemuda Pulau Penyengat yang mendapat kesempatan belajar agama Islam di Istanbul, Turki, dan menguasai gaya penulisan Al-Qur’an khas Istanbul.
Atas nilai sejarah dan budayanya yang tinggi, Masjid Sultan Riau ditetapkan sebagai situs cagar budaya oleh pemerintah Republik Indonesia. Ini menjadi penegasan pentingnya pelestarian masjid bersejarah ini.(*/Brp)
Editor: Brp