Medianesia.id, Batam – Badan Pusat Statistik (BPS) Kepulauan Riau (Kepri) merilis data pertumbuhan ekonomi Kepri di triwulan II-2024 yang menunjukkan sedikit perlambatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pertumbuhan ekonomi mencapai 4,90%, turun tipis dibandingkan tahun 2023 yang sebesar 5,04%.
Penurunan pertumbuhan ekonomi ini terutama disebabkan oleh kinerja sektor minyak dan gas (migas) yang mengalami kontraksi sebesar 25%.
Selain itu, sektor pendidikan juga mengalami penurunan akibat pembebasan biaya SPP di sekolah negeri.
Meskipun demikian, Kepala BPS Kepri, Darwis Sitorus, mengungkapkan optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi triwulan III-2024.
“Hal ini didorong oleh peningkatan impor yang mengindikasikan adanya aktivitas produksi industri yang lebih tinggi,” katanya.
Gubernur Kepri, Ansar Ahmad, juga mengamini hal tersebut. Ia berencana untuk mengidentifikasi sektor-sektor yang menjadi penghambat pertumbuhan dan mendorong percepatan investasi, khususnya di Batam dan Tanjungpinang.
Meskipun sektor migas dan pendidikan mengalami penurunan, namun sektor industri pengolahan berhasil menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi dengan kontribusi sebesar 5,16%.
“Sektor konstruksi dan administrasi pemerintahan memberikan kontribusi positif,” ujar Ansar.
Perlambatan pertumbuhan ekonomi Kepri pada triwulan II-2024 menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah.
Namun, dengan adanya langkah-langkah strategis yang diambil, seperti identifikasi sektor penghambat dan percepatan investasi, diharapkan pertumbuhan ekonomi Kepri dapat kembali berakselerasi pada triwulan-triwulan berikutnya.(*/Brp)
Editor: Brp
Komentar