Lawan Covid-19, Putra Yustisi Respaty: Ekonomi Kerakyatan Melalui UMKM Harus Ditingkatkan

Medianesia.id, Batam – ‘Terpukulnya’ perekonomian domestik hingga mancanegara oleh pandemi Covid-19, sangat dirasakan para pengusaha yang mengembangan usahanyah di berbagai sektor.

Namun demikian, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) kiranya menjadi salah satu sektor yang mampu bertahan dalam berbagai krisis. Sebut saja krisis ekonomi pada 1998 dan 2008. Dan bisa jadi hal itu terulang pada krisis ekonomi yang dipicu oleh pandemi covid-19.

Walhasil, UMKM bisa menjadi kunci kebangkitan ekonomi di tengah pandemi Covid-19 saat ini.

Putra Yustisi Respaty
Putra Yustisi Respaty

Untuk itu, perlu sebuah terobsan dan langkah-langkah jitu guna menghidupkan kembalii dan mengembangkan UMKM yang sempat mati suri.

“Tantangan terbesar di masa pandemi Covid-19 ini adalah, bagaimana membangkitkan ekonomi dari berbagai sektor. Salah satunya membangkitkan kembali UMKM di Batam yang terbilang lesu,” jelas Anggota Komisi II DPRD Kota Batam Putra Yustisi Respaty saat dihubungi awak media, Jumat (7/8/2020).

Mengingat, berdasarkan data yang dihimpun di Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Kota Batam, tercatat ada 1.900 pelaku UMKM di Batam yang terdampak pandemi Covid-19.

Hal ini bisa dilihat dari menurunnya omset akibat sepinya permintaan, hingga kesulitan untuk mendapatkan bahan baku dan sebagainya.

Untuk itu, diperlukan adanya semacam stimulus yang diberikan untuk mereka daari dari Pemerintah Daerah maupun Pusat. Sehingga perputaran ekonomi dalam skala kecil bisa berjalan dengan baik.

Ketua Fraksi PDI Perjuangan ini juga menegaskan bahwa potensi UMKM di Kota Batam terbilang sangat tinggi. Dan hal ini bisa dilihat dari beberapa UMKM yang ada di beberapa wilayah tetap survive di masa pandemi.

“Potensi UMKM di Batam setahu saya sangat tinggi dan mampu bertahan dalam terpaan pandemi Covid-19. Oleh karena itu, diharapkan ada semacam stimulan untuk pelaku UMKM di Batam in,” tegasnya.

Selain itu, pihaknya juga menyarankan ada semacam pendampingan yang bisa diberikan oleh Pemerintah Kota kepada pelaku UMKM. Sehingga bisa lebih maksimal lagi. Seperti marketing, teknologi informasi, budgeting, dan akses produk.

Sebagaimana diketahui, Badan Pusat Statistika (BPS) merilis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Quartal II/2020 mengalami kontraksi (minus) 5,32 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Oleh karena itu, Indonesia berada dalam ancaman resesi jika pada Quartal III nanti pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali minus. Untuk itu, pemerintah didesak untuk sungguh-sungguh membangkitkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

“Pemerintah harus all out membantu UMKM agar bangkit. Dan jangan biarkan UMKM bertumbangan hanya karena mereka kesulitan di masa pandemi Covid-19 ini,” jelasnya. (Iman Suryanto)