Medianesia.id, Batam – Perpindahan kewarganegaraan dari Indonesia ke Singapura menjadi sorotan setelah data Kemenkumham menunjukkan peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Fenomena ini memicu perdebatan mengenai kondisi ekonomi dalam negeri dan semangat nasionalisme.
Menurut data terbaru, sebanyak 3.912 Warga Negara Indonesia (WNI) memilih menjadi warga negara Singapura dalam kurun waktu 2019-2022.
Alasan utama yang sering disebutkan adalah untuk meningkatkan taraf hidup akibat terbatasnya peluang kerja di Indonesia.
Namun, Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia, membantah anggapan tersebut. Ia mengklaim bahwa data realisasi investasi menunjukkan peningkatan signifikan dalam penyerapan tenaga kerja.
“jumlah lapangan kerja di Indonesia terus bertambah, dan keputusan untuk pindah kewarganegaraan lebih kepada pilihan pribadi yang perlu dihargai,” katanya.
Pilihan untuk menjadi warga negara asing tentunya melibatkan sejumlah pertimbangan, termasuk biaya.
Proses naturalisasi di Singapura memiliki biaya yang relatif terjangkau bagi mereka yang telah memiliki status Permanent Resident (PR). Sementara itu, biaya naturalisasi menjadi WNI bervariasi tergantung pada kategori pemohon.
Di Singapura, biaya pengajuan untuk orang dewasa yang sudah berstatus PR sekitar Rp1.130.000, dengan biaya tambahan untuk sertifikat kewarganegaraan.
Sedangkan di Indonesia, biaya naturalisasi untuk WNA bisa mencapai Rp50.000.000, tergantung pada kategori pemohon.
Perbedaan biaya naturalisasi antara kedua negara mungkin menjadi salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan.
Namun, faktor non-finansial seperti kualitas hidup, stabilitas politik, dan peluang pendidikan juga berperan penting dalam keputusan seseorang untuk pindah kewarganegaraan.
Fenomena perpindahan kewarganegaraan ini menjadi tantangan bagi pemerintah Indonesia untuk menciptakan kondisi yang lebih kondusif bagi warganya.
Peningkatan investasi, penciptaan lapangan kerja, dan perbaikan kualitas hidup menjadi kunci untuk mengurangi keinginan masyarakat untuk mencari masa depan yang lebih baik di negara lain.(*/Brp)
Editor: Brp
Komentar