Medianesia.id, Batam – Pengembangan kawasan perdagangan bebas (FTZ) dan kawasan ekonomi khusus (KEK) di Batam terbukti menjadi kunci memacu pertumbuhan ekonomi dan daya saing industri di wilayah tersebut.
Hal ini ditegaskan oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melalui Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC).
Menurut Kepala Kantor Wilayah DJPb Kepri, Indra Soeparjanto, kombinasi FTZ dan KEK telah menarik banyak investor untuk menanamkan modalnya di Batam.
Baca juga: Defisit APBN Mei 2024 Capai Rp 21,8 Triliun
“Sejak era Otorita Batam, beralih ke FTZ, dan kini KEK, semakin banyak industri yang hadir, menandakan skala ekonomi yang terus bertumbuh,” jelas Indra, Rabu (26/06/2024).
Lebih lanjut, Direktur Komunikasi dan Bimbingan Pengguna Jasa DJBC, Nirwala Dwi Heryanto, menambahkan bahwa Batam memiliki keunggulan geografis strategis, terletak di jalur pelayaran internasional dan berbatasan langsung dengan Singapura dan Malaysia.
“Selain menarik investasi dan meningkatkan daya saing industri, pemberian insentif fiskal dan prosedural merupakan komitmen Bea Cukai sebagai fasilitator perdagangan dan pendorong industri,” ujar Nirwala.
Baca juga: Penerimaan Negara dari Pajak Penghasilan Badan Anjlok 35,7 Persen
Di kawasan FTZ Batam, investor mendapatkan berbagai insentif menarik, seperti pembebasan bea masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI) atas barang impor dari luar negeri,serta bebas Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk barang yang masuk dari wilayah domestik lain.
Sementara di kawasan KEK, investor dimanjakan dengan pembebasan bea masuk dan PDRI untuk impor barang modal dalam rangka pembangunan dan pengembangan KEK.
Berkat FTZ dan KEK, berbagai sektor di Batam mengalami perkembangan pesat, di antaranya industri manufaktur, elektronik, galangan kapal, pariwisata dan logistik.
Saat ini, Batam memiliki tiga KEK dengan fokus pengembangan yang berbeda yakni KEK Batam Aero Technic, KEK Nongsa serta KEK Nongsa.
Baca juga: Harga Emas Antam Turun Rp11.000 per Gram
Selain insentif fiskal, investor di KEK Batam juga mendapatkan kemudahan nonfiskal, seperti perizinan berusaha satu pintu melalui administrator KEK, larangan pembatasan usaha yang diminimalisir serta kemudahan imigrasi dan ketenagakerjaan.
Pengembangan FTZ dan KEK di Batam telah terbukti menjadi strategi yang jitu untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan daya saing industri, dan menarik investasi.
Dengan berbagai insentif dan kemudahan yang ditawarkan, Batam siap menyambut investor dari berbagai sektor untuk berkolaborasi dan memajukan ekonomi lokal.(*/Brp)
Editor: Brp