Medianesia.id, Batam – Enam investor baru dari berbagai negara dikabarkan antusias untuk membangun pusat data (data center) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Nongsa Digital Park, Batam, Kepulauan Riau.
Kontan melaporkan hal ini diungkapkan oleh Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moediarso yang juga selaku Ketua Tim Pelaksana Dewan Nasional KEK.
Susiwijono mengungkapkan bahwa beberapa negara yang menjadi investor data center di Nongsa antara lain China, Jepang, dan Amerika Serikat.
Sayangnya, dia belum dapat menyebutkan nilai investasi yang dijanjikan oleh para investor tersebut.
“Saat ini Nongsa sudah memulai pembangunan data center, ada 10 data center, dan enam lagi yang sudah antre,” ujar Susi di Jakarta, Kamis (18/7/2024).
“Meningkatnya kebutuhan data center ini disebabkan oleh moratorium yang diberlakukan Singapura beberapa tahun lalu karena keterbatasan pasokan listrik dan air,” tambahnya.
Susi menjelaskan bahwa hingga saat ini ada 10 data center yang akan didirikan di KEK Nongsa Digital Park.
Sembilan di antaranya sedang dalam tahap pembangunan, sedangkan satu lagi masih dalam tahap komitmen proyek.
Menurut dia, data center kini menjadi kebutuhan vital bagi negara-negara dan perusahaan, sehingga diperlukan lahan, sumber daya listrik, dan air yang memadai untuk pembangunan sistem penyimpanan data digital ini.
Susi tidak menampik bahwa Indonesia menjadi sasaran negara besar seperti China dan AS, bahkan perusahaan IT asal Shanghai China, GDS, hanya melakukan investasi di Indonesia dan Jepang.
“Di Jepang, pemerintahnya bahkan ikut berinvestasi, menunjukkan tingginya kebutuhan akan data center. Sedangkan di Batam, di Nongsa Digital Park, pembangunan untuk GDS sudah dimulai,” terang Susi.
Lebih lanjut, Susi menambahkan bahwa untuk enam investor yang antre, pihaknya tengah mencarikan lahan yang tepat agar pembangunan data center dapat segera dilakukan.
Selain lahan, pasokan listrik dan air yang memadai juga menjadi faktor penting.
“Satu data center membutuhkan lahan rata-rata 3 sampai 4 hektare, tetapi totalnya sekitar 5 hektare. Saat ini, 10 data center yang sedang dibangun sudah mendapatkan lahan, sehingga masih dibutuhkan sekitar 20-30 hektare lagi,” pungkasnya.(*/Brp)
Editor: Brp