Medianesia.id, Batam – Tingginya curah hujan dan dampak pandemi Covid-19 memunculkan permasalahan baru dipelaksanaan proyek instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang dikerjakan oleh PT Hansol.
Hal ini pun membuat proyek IPAL yang direncanakan selesai pada Desember 2020 menjadi undur dan diperpanjang hingga 1 tahun.

“Ada berbagai kendala yang dihadapi tim di lapangan. Diantaranya curah hujan yang tinggi dan pandemi Covid-19. Namun hingga saat ini progres pengerjaannya telah mencapai 90 persenan,” jelas Manajer Pengelolaan Lingkungan BP Batam, sekaligus Pimpro Proyek, Iyus Rusmana kepada awak media, Rabu (13/1/2021).
Sejauh ini, tambahnya, sudah banyak yang dikerjakan oleh PT Hansol. Yakni WTP yang di Bengkong Sadai sudah selesai, stasiun pompa ada 5, pipa 114 km sudah terpasang 107 km, serta sambungan rumah dari 11 ribu sekarang sudah tersambung 8 ribu bagian depan.

“Itu yang sudah dikerjakan. Namun connectingnya belum. Karena tadinya menunggu stasiun pompa dan WTP kemarin. Sekarang kan udah selesai. Setelah perpanjangan kita langsung konek sambungan kerumah-rumah,” katanya.
Nantinya, limbah rumah tangga ini bisa langsung mengalir dan diolah. Dimulai dari rumah-rumah yang terdekat dengan stasiun pompa 1.
“Untuk proses connecting-nya, nantinya PT Hansol akan melakukan pembongkaran di perumahan warga, dan mengejar posisi septic tank rumah warga tersebut. Dan untuk tahap pertama ini, ada 43 perumahan yang ada di kawasan Batam Center,” jelasnya.
Merespon hal tersebut, Sekretaris Komisi I DPRD Kota Batam, Li Khai meminta kepada pelaksana proyek IPAL dalam hal ini PT Hansol untuk bekerja secara maksimal dan profesional.
Mengingat, hingga saat in tidak ada satu pun perumahan yang wilayahnya menjadi proyek dan digali IPAL, kembali dalam posisi baik. Khususnya kondisi sisa-sisa bekas galiannya.
“Kita minta PT Hasol profesional dalam bekerja. Mengingat, setiap proyek IPAL yang dikerjakannya, setelah selesai kondisinya tidak diterima oleh warga. Khususnya, sisa-sisa penggaliannya,” terang Li Khai, Rabu (13/1/2021).
Untuk itu, tambahnya, pihaknya sangat berharap selama pengerjaan IPAL di perumahan warga kiranya harus baik, selektif dan tertib, sertia memperhatikan pipa-pipa yang digali selama proses pengerjaannya .
Dan dicek juga apakah bakal ada imbasnya atau tidak. Begitu juga, jalanan bekas pembangunan harus diperbaiki dengan maksimal .
“Khusus saluran sambungan ke dalam perumahan ini, harus sesuai dengan SOP yang berlaku. Sehingga jangan sampai terjadi bongkar-pasang berkali-kali. Dan pada akhirnya membuat warga mengeluh,” terangnya.
Mengingat, tegasnya lagi, imbasnya tidak hanya 1-2 perumahan saja, akan tetapi 43 perumahan.
“Intinya adalah, semua proyek pemerintah wajib kita dukung, tapi kalau sampai merugikan masyarakat buat apa,” jelasnya. (Iman Suryanto)