Medianesia, Kesehatan – Irama detak jantung bisa menunjukkan kesehatan tubuh atau pola hidup seseorang. Kalau kamu perhatikan, dokter pasti selalu mengecek detak jantung pasien, bukan? Detak jantung atau denyut nadi sering digunakan untuk mendiagnosa berbagai penyakit.
Jika tubuh terkena infeksi seperti demam, denyut nadi mereka tendensi lebih tinggi. Karena itu, para ahli menganjurkan orang untuk rutin memeriksa detak jantung setiap minggu.
Sekarang ini, ada beberapa alat seperti fitness tracker yang bermanfaat untuk menghitung detak jantung sekaligus mengetahui intensitas olahraga. Tapi, apakah Toppers sudah tahu berapa sebenarnya detak jantung normal yang ideal?
Yuk, cari tahu angka detak jantung normal menurut para ahli, cara menghitung denyut nadi tanpa alat, dan faktor yang mempengaruhi detak jantung tidak normal berikut ini!
Berapa Detak Jantung Normal?
Detak jantung normal biasanya dihitung saat kamu dalam kondisi ‘santai,’ waktu di mana jantung memompa darah dalam jumlah paling sedikit untuk mengedarkan oksigen ke seluruh organ tubuh.
Detak jantung dihitung dalam satuan detak per menit atau beats per minute (bpm). Berikut ini kisaran angka detak jantung normal menurut American Heart Association (AHA).
- Detak Jantung Normal Dewasa (diatas umur 17 tahun): 60 – 100 bpm.
- Detak Jantung Normal Anak: 70-100 bpm.
Umumnya bayi dan anak memiliki detak jantung lebih tinggi karena ukuran tubuh dan jantung yang lebih kecil.
Cara Menghitung Detak Jantung Normal
Menghitung detak jantung dapat dilakukan sendiri di rumah tanpa alat. Menurut AHA, waktu terbaik untuk menghitung detak jantung normal adalah setelah bangun tidur. Kamu cukup menggunakan jari yang diletakkan pada pergelangan tangan atau bagian samping leher.
- Pergelangan Tangan: Letakkan jari telunjuk dan jari tengah pada pergelangan tangan berlawanan tepat di bagian yang sejajar dengan ibu jari.
- Leher: Posisikan jaring tengah dan telunjuk di bagian samping leher, tepat di bawah tulang rahang.
- Hitung jumlah detak jantung dalam 15 detik. Lalu kalikan dengan 4. Itulah angka detak jantung normal kamu.
Agar hasil lebih akurat, ada beberapa langkah yang perlu kamu ikuti ketika menghitung detak jantung normal.
- Tunggu 1 jam setelah mengonsumsi kafein: Kafein seperti teh dan kopi tendensi mempercepat detak jantung normal.
- Tunggu 1 – 2 jam setelah olahraga atau aktivitas berat
- Jangan langsung menghitung detak jantung setelah duduk atau berdiri dalam jangka waktu lama.
Kondisi Detak Jantung Tidak Normal
Detak Jantung Cepat
Tachycardia adalah kondisi jantung yang berdetak terlalu cepat. Pada dewasa, detak jantung cepat biasanya berkisar diatas 100 bpm. Gangguan ini bisa disebabkan oleh stress, alkohol, kafein, demam, merokok, dll.
Detak jantung cepat diatas 150 bpm merupakan kondisi takikardia supraventrikular (SVT) dan segera butuh perawatan.
Ada kemungkinan gangguan detak jantung cepat disebabkan oleh penyakit yang lebih serius seperti:
- Anemia
- Penyakit jantung bawaan atau penyakit jantung yang mempengaruhi peredaran darah
- Serangan jantung
- Hipertiroid
Detak Jantung Lambat
Bradycardia adalah kondisi jantung yang berdetak terlalu lambat, dibawah 60 bpm.
Untuk sebagian besar orang, detak jantung lambat berarti kondisi fisik yang lebih sehat. Bagi atlet atau yang aktif olahraga, detak jantung normal bisa berkisar antara 40 – 60 bpm karena jantung yang lebih sehat.
Tapi, ada juga kemungkinan kamu mengidap penyakit seperti:
- Gangguan penyakit jantung (akibat usia atau serangan jantung)
- Hipotiroid
- Penyakit inflamasi seperti lupus atau demam rematik
- Miokarditis: infeksi virus pada jantung
Detak Jantung Tidak Teratur
Arrhythmia ada kondisi jantung yang berdetak tidak teratur, bisa terlalu cepat atau terlalu lambat.
Penyebab Detak Jantung Tidak Normal
Detak jantung yang terlalu cepat atau lambat bisa berarti penyakit yang serius, namun ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi kondisi tersebut.
1. Suhu udara
Semakin tinggi suhu atau kelembaban udara, denyut nadi bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Alhasil, angka detak jantung akan lebih tinggi sekitar 5-10 bpm dari biasanya.
2. Posisi Tubuh
Umumnya, posisi tubuh ketika tiduran, duduk, atau berdiri tidak mempengaruhi angka detak jantung. Namun, detak jantung bisa naik untuk sementara saat kamu berdiri. Tapi, umumnya detak jantung kembali ke normal setelah 15-20 detik.
3. Berat Badan
Tubuh dalam keadaan gemuk atau obesitas kerap memiliki detak jantung normal yang lebih tinggi, namun seharusnya tetap tidak lebih dari 100 bpm.
4. Emosi
Emosi seperti stress, marah, sedih, atau gelisah dapat meningkatkan angka denyut nadi.
5. Obat
Beberapa obat tertentu dapat mempengaruhi denyut nadi. Misalnya, obat penghambat beta untuk pasien dengan masalah jantung bisa menurunkan denyut nadi. Sebaliknya, obat tiroid mempunyai efek meningkatkan denyut nadi.
Menurut para ahli, orang yang mempunyai detak jantung tinggi lebih berisiko terkena serangan jantung, stroke, gagal jantung, dan bahkan kematian usia muda.
Komentar