7 Deputi Baru BP Batam Dilantik, Apa Tantangan yang Menanti?

Medianesia
7 Deputi Baru BP Batam Dilantik, Apa Tantangan yang Menanti?
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, selaku Ketua Dewan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, secara resmi melantik tujuh Deputi BP Batam dalam sebuah acara di Jakarta, Kamis (13/3/2025). Foto: dok Kemenko ekon.

Medianesia.id, Batam – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, selaku Ketua Dewan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, secara resmi melantik tujuh Deputi BP Batam dalam sebuah acara di Jakarta, Kamis (13/3/2025).

Airlangga menegaskan bahwa perubahan ini mencerminkan kesiapan BP Batam menghadapi tantangan pengembangan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) Batam.

Struktur keanggotaan BP Batam kini berkembang dari empat menjadi tujuh Deputi, sejalan dengan dinamika pertumbuhan ekonomi nasional dan kawasan.

Perubahan ini mengacu pada Peraturan Dewan Kawasan Batam Nomor 1 Tahun 2025 yang menetapkan bahwa jabatan Anggota/Deputi BP Batam setara dengan Eselon I atau Jabatan Pimpinan Tinggi Madya.

Dengan kebijakan ini, BP Batam memiliki fleksibilitas lebih besar dalam menarik investasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

“Transformasi ini akan meningkatkan daya saing Batam di tingkat internasional, menempatkannya sejajar dengan kawasan ekonomi di Malaysia, Singapura, dan Vietnam,” ujar Airlangga.

Berikut adalah tujuh Deputi yang baru dilantik:

  • Alexander Zulkarnain – Deputi Bidang Administrasi dan Keuangan
  • Sudirman Saad – Deputi Bidang Kebijakan Strategis dan Perizinan
  • Syarlin Joyo – Deputi Bidang Pengelolaan Lahan, Pesisir, dan Reklamasi
  • Fary Djemy Francis – Deputi Bidang Investasi dan Pengusahaan
  • Ruslan Aspan – Deputi Bidang Pengelolaan Bandara, Pelabuhan, dan Lalu Lintas Barang
  • Ariastuty Sirait – Deputi Bidang Pelayanan Umum
  • Mouris Limanto – Deputi Bidang Infrastruktur

Pemerintah menargetkan Batam sebagai pusat investasi unggulan melalui kerja sama internasional, termasuk skema Two Countries Twin Park (TCTP) dengan China.

Proyek ini akan dimulai dengan pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Batang dan diperluas ke Batam.

Menko Airlangga juga menekankan potensi Batam dalam industri semikonduktor dan teknologi digital.

Dengan ekosistem yang sudah berkembang, Batam berpeluang menjadi pusat industri berbasis data center.

“Batam telah memiliki kawasan digital berbasis data center. Kami berharap kawasan Nongsa dapat menarik investor dengan nilai investasi lebih dari USD 2 miliar,” ujarnya.

Selain industri, sektor pariwisata Batam terus berkembang pesat. Pemerintah berencana memperluas jalur penerbangan internasional untuk menarik wisatawan dari Singapura, Malaysia, hingga Korea Selatan.

Bandara Hang Nadim diharapkan menjadi hub penerbangan internasional alternatif selain Singapura dan Kuala Lumpur, tidak hanya untuk penumpang tetapi juga untuk kargo dan logistik guna mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah.

“Kami ingin Bandara Hang Nadim membuka lebih banyak jalur penerbangan untuk manusia, turisme, maupun logistik,” tutup Airlangga.(*)

Editor: Brp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *